Selangkangan lecet (thigh chafing) yang Mommy alami memang cukup merepotkan. Apalagi rasa perih yang ditimbulkan saat berjalan atau berlari, tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari Moms. Beberapa penyebab dan gejalanya mungkin terdengar seperti hal sepele, namun akan semakin parah jika tidak mendapat perhatian khusus.
Agar lebih paham, baca di sini untuk tahu selengkapnya tentang pengertian, penyebab, gejala, cara mengatasi, serta pencegahannya.
Apa Itu Thigh Chafing?
Thigh chafing adalah suatu kondisi lecet yang terdapat pada bagian dalam paha atau selangkangan karena kulit lapisan terluar rusak sehingga menjadi sensitif. Hal ini terjadi saat kulit paha saling bergesekan satu sama lain secara terus menerus. Kondisi lembap pada area tersebut dapat memperparah hal ini.
Selain di selangkangan, chafing alias iritasi kulit juga sangat mungkin muncul di area lembab lain, seperti ketiak, bokong dan bagian bawah payudara. Secara umum masalah kulit ini tergolong ringan, tetapi pada saat tertentu bisa saja menimbulkan perih yang menyakitkan.
Umumnya, lecet pada selangkangan terjadi saat wanita sedang hamil, karena berat badan yang bertambah dan perut yang semakin membesar dapat menjadi penyebabnya.
Penyebab Thigh Chafing pada Wanita
Gesekan kulit yang berakibat timbulnya lecetdapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Mengenakan Pakaian yang Terlalu Ketat
Pada saat berolahraga, umumnya Mommy menggunakan pakaian yang ketat dan melakukan gerakan yang intens berulang-ulang, seperti mengayuh sepeda atau berlari. Akibatnya kulit saling bergesekan dan kulit selangkangan juga dalam kondisi berkeringat sehingga berisiko tinggi mengalami lecet pada area tersebut.
Meskipun tidak sedang berolahraga, kulit selangkangan tetap memiliki potensi untuk bergesekan dengan celana yang ketat. Hal semacam itu juga dapat menyebabkan kulit menjadi iritasi dan lecet.
2. Infeksi Jamur
Area selangakangan merupakan tempat yang cukup lembap dan hangat. Tidak jarang jika jamur akan berkembang biak pada bagian tubuh tersebut. Hal ini akan menyebabkan jamur menginfeksi kulit.
3. Berat Badan
Selanjutnya, lipatan di tubuh juga menjadi awal mula selangkangan lecet dan gatal. Biasanya hal ini dialami orang yang kelebihan berat badan. Lipatan kulit sangat sensitif, apalagi jika kondisinya lembab. Pada area tersebut sangat berpotensi muncul chafing.
Gejala Thigh Chafing
Gejala selangkangan lecet dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu gejala ringan dan berat. Setiap tingkatan memiliki cara penanganan yang berbeda-beda.
Berikut perbandingan antara gejala ringan dan berat selangkangan lecet:
Gejala ringan | Gejala berat |
Permukaan kulit kemerahan. | Mulai muncul bekas luka di kulit. |
Area yang lecet terasa panas. | Otot terasa nyeri. |
Gatal di area lecet. | Luka atau melepuh karena digaruk. |
Kulit mengalami iritasi. | Area lecet membengkak. |
Kulit kering kemudian bersisik. | Kulit pecah-pecah atau berdarah. |
Gejala berat merupakan gejala lanjutan yang terjadi jika Mommy tidak segera menangani gejala ringan.
Cara Mengatasi Thigh Chafing
Setelah mengetahui pengertian dan gejala dari thigh chafing, sekarang perhatikan beberapa cara mengatasi selangkangan lecet, yaitu:
- Mengoleskan Petroleum Jelly.
Petroleum jelly dapat Moms gunakan untuk meredakan selangkangan lecet. Mommy dapat mengoleskan petroleum jelly pada bagian paha dalam atau lipatan paha. Gunakan petroleum jelly beberapa kali dalam sehari untuk dapatkan hasil yang optimal.
- Memakai Bedak Bayi.
Penggunaan bedak bayi mampu menyerap kelembapan di kulit Moms. Seperti yang Mommy tahu bahwa kelembapan yang berlebih dapat memperparah selangkangan lecet. Moms bisa menaburkan bedak bayi pada area yang lecet & gatal.
- Menggunakan krim anti-lecet.
Perih karena selangkangan lecet dapat Moms minimalisir dengan mengoleskan krim khusus. krim ini mempunyai aplikator stik yang mudah Mommy gunakan. Biasanya komposisinya mengandung pelumas yang dapat mencegah atau memperburuk selangkangan lecet.
- Menggunakan Lip Balm.
Tidak hanya berguna untuk bibir, lib balm juga bermanfaat untuk mencegah luka lecet pada kulit. Teksturnya yang licin dapat menjadi penghalang terjadinya gesekan antar kulit.
Cara Mencegah Thigh Chafing
Selangkangan lecet umumnya dialami oleh banyak wanita, terlebih lagi apabila sedang hamil. Hormon estrogen memengaruhi kondisi kulit sehingga jadi lebih mudah teriritasi. Kondisi ini mungkin berlanjut pasca persalinan. Namun jangan khawatir Moms! Cukup ikuti 3 tips ini, untuk mencegah terjadinya selangkangan lecet saat hamil dan setelah melahirkan:
- Jaga area selangkangan tetap bersih
Menjaga area selangkangan tetap kering dan bersih merupakan pencegahan yang paling utama untuk terhindar dari thigh chafing. Hindari menggunakan pembersih area kewanitaaan untuk membersihkan organ intim Mommy. Cukup gunakan air saja. Apabila Moms sudah merasakan adanya iritasi atau gatal, jangan digaruk ya Moms. Menggaruknya hanya akan memperparah lecetnya.
- Mengenakan thigh band.
Thigh band merupakan pembalut paha berukuran kecil dan elastis. Bagi Mommy yang senang menggunakan rok atau celana pendek yang ketat, maka Moms bisa gunakan thigh band untuk meminimalisir gesekan antar paha sehingga mencegah terjadinya thigh chafing.
- Memakai celana dalam yang lembut
Selain menggunakan thigh band, Mommy bisa menggunakan celana dalam lembut yang melindungi paha Mommy dari gesekan. Untuk ini Moms bisa menggunakan Mother Tucker Shortie dari Belly bandit.
Selain berfungsi untuk membentuk tubuh, celana pendek ini juga efektif mencegah selangkangan lecet loh Moms. Untuk Mommy baru saja selesai melahirkan, celana dalam ini juga cocok untuk Moms karena bisa menyamarkan stretch mark dan mengencangkan area bokong, pinggul, dan paha Mommy.
Bahannya terbuat dari kain yang ringan dan tipis, bahkan hampir seperti kulit loh. Jadi sangat nyaman digunakan dan membuat Moms leluasa beraktivitas tanpa perlu takut paha Moms bergesekan satu sama lain. Secara medis, Thigh chafing memang tidak terlalu berbahaya. Namun, iritasi kulit ini tentunya menyebabkan gatal dan perih sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari Mommy. Mommy bisa terapkan cara mengatasi atau pencegahannya secara rutin agar mendapatkan hasil yang diharapkan.