Demam berdarah (DBD) adalah salah satu penyakit yang tidak bisa disepelekan di Indonesia. Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), tahun 2022 terdapat sebanyak 87.501 kasus DBD dengan 816 kasus kematian.
WHO (World Health Organization) bahkan mencatat sejak 1968 hingga 2009, Indonesia merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Untuk mencegah bahaya demam berdarah terutama untuk si Kecil, kenali secara lengkap penyakit demam berdarah, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mencegahnya.
Apa Itu Demam Berdarah?
Mengutip situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Masih menurut IDAI, hampir setiap tahun DBD menyebabkan epidemi saat musim hujan dan bisa ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.
Apa Saja Penyebab Demam Berdarah?
Penyebab DBD adalah virus dengue. Virus ini kemudian ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Inilah sebabnya, meskipun Mommy berada di sebelah orang yang terjangkit DBD, Moms tidak akan tertular selama nyamuk yang membawa virus dengue tidak menggigit Mommy.
Kedua jenis nyamuk ini umumnya berkembang biak di genangan atau penampungan air, seperti selokan, bak mandi, dan kolam renang. Tempat sampah atau bekas botol minuman juga menjadi tempat yang nyaman untuk nyamuk tersebut berkembang biak. Biasanya nyamuk DBD aktif menggigit saat pagi atau sore hari.
Seberapa Bahaya Nyamuk Demam Berdarah untuk si Kecil?
Pada beberapa kasus , gejala DBD pada anak mirip gejala flu. Namun pada kasus DBD yang fatal, penderita DBD dapat mengalami pendarahan tiba-tiba yang tidak berhenti.
Ini dapat terjadi pada area tubuh mana saja, baik gusi, hidung, mulut hingga feses. Gejala ini merupakan ciri demam berdarah yang sudah parah.
Selain itu, tekanan darah si Kecil dapat menurun drastis, denyut nadi melemah, hingga kebocoran pada bagian pembuluh darah. Lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi pada organ bagian dalam, bahkan kematian.
Apa Saja Gejala demam Berdarah?
Penyakit DBD terbagi menjadi 3 jenis, yaitu demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue syok syndrome.
Demam dengue merupakan jenis DBD dengan gejala mirip seperti gejala flu. Berupa demam tinggi antara 3 sampai 14 hari, mual, muntah, pusing, hingga muncul ruam merah pada permukaan kulit.
Sedangkan demam berdarah dengue dapat menyebabkan dampak yang lebih parah pada anak, karena terjadi pembocoran atau perembesan pembuluh darah. Gejalanya dapat terjadi pembengkakan, sesak, perut besar, hingga pendarahan.
DBD paling berat pada anak adalah dengue syok sindrom, yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi organ dalam, hingga penurunan jumlah trombosit.
Secara keseluruhan, gejala DBD ditandai dengan 3 fase demam berdarah.
1. Fase Pertama
Gejala awal berupa demam tinggi hingga 40ËšC disertai dengan nyeri dan bintik-bintik merah. Umumnya berlangsung 2 hingga 7 hari.
2. Fase Kedua
Fase ini merupakan periode kritis, dengan gejala yang lebih berbahaya, seperti perdarahan dan muntah-muntah. Pada fase ini, biasanya suhu tubuh menurun, sehingga banyak yang menduga bahwa mereka telah sembuh.
3. Fase Ketiga
Fase pemulihan yang berlangsung selama 2 hingga 3 hari setelah fase kritis. Pada fase ini tubuh akan melakukan pemulihan dan mengembalikan fungsi organ seperti semula.
Bagaimana Cara Mengatasi Demam Berdarah?
Cara paling efektif untuk mengatasi DBD anak adalah dengan menguatkan imun tubuh si Kecil, sehingga dapat melawan infeksi virus DBD. Berikut tips yang bisa Moms gunakan untuk mengatasi DBD pada si Kecil:
- Berikan anak banyak cairan. Cairan dibutuhkan untuk meredakan demam dan nyeri pada tubuh si Kecil, serta mencegahnya mengalami dehidrasi.
- Memberikan anak obat pereda nyeri, seperti paracetamol untuk mengatasi keluhan nyeri dan demam. Hindari memberikan aspirin, salisilat, atau ibuprofen yang dapat memperbesar risiko perdarahan dalam.
- Istirahat yang cukup, agar dapat mempercepat pemulihan tubuh terhadap infeksi virus DBD.
Cara Mencegah Demam Berdarah dari Rumah
Karena penularan DBD melalui gigitan nyamuk, maka yang perlu Mommy lakukan di rumah adalah mencegah nyamuk DBD untuk berkembang biak. Beberapa hal sederhana yang dapat Moms lakukan, yaitu:
- Rajin menguras bak kamar mandi, untuk menghilangkan jentik nyamuk.
- Menimbun sampah bekas, sehingga tidak jadi sarang nyamuk.
- Rutin melakukan fogging dan hindari menumpuk baju kotor.
Mengoleskan anti nyamuk ke seluruh badan anak, terutama pada bagian yang tidak tertutup pakaian, saat pagi, sore, dan sebelum tidur. Pilihlah anti-nyamuk yang terbuat dari bahan yang aman dan tidak mengiritasi kulit si Kecil, seperti Buds Organics Mozzie Clear Spray & Lotion. Perbedaannya terdapat pada penggunaannya. Untuk si Kecil yang masih belum aktif bergerak, Moms bisa berikan Mozzie Clear Lotion. Sedangkan untuk si Kecil yang sudah aktif berjalan dan berlari, Mommy bisa gunakan Mozzie Clear Spray.
Anti-nyamuk ini terbuat dari kandungan organik yang diformulasikan khusus untuk mengatasi dan melindungi kulit anak dari gigitan nyamuk dan serangga saat si Kecil sedang aktif bermain di luar rumah. Selain efektif melindungi si Kecil dari serangga, lotion ini juga bebas pewangi buatan dan bahan kimia berbahaya lainnya, serta telah mendapatkan sertifikasi dari Ecocert sehingga terjamin aman untuk digunakan si Kecil.
Segera hubungi dokter jika si Kecil menunjukkan gejala demam berdarah parah dan berbahaya. Cegah DBD dengan rutin menjaga kebersihan rumah, menimbun sampah plastik, dan menguras kamar mandi, dan berikan lotion anti nyamuk yang aman untuk kulitnya.